Mutiara Hikmah

icon

icon

Jumat, 31 Agustus 2012

KEUTAMAAN BELAJAR AGAMA DAN MENGAJARKANNYA

Keutamaan Belajar Agama Dan Mengajarkannya
Pembaca,rahimakallahu… Berbondong gelombang demi gelombang langkah kaki diarahkan. Ayunan tangan turut menyertai setiap hembusan nafas manusia-manusia hebat di atas hamparan bumi. Jarak bukanlah penghalang walau jauh tak terkira. Panas dan hujan bagi mereka adalah sahabat dekat. Terik matahari tidak mereka hiraukan. Ya,manusia-manusia hebat itu. Ada apa dengan mereka? Kampung halaman, Siapa di antara kita yang tak merindukan negeri kelahiran? Ada sejuta kenangan di sana,tempat setiap insan besar dan dibesarkan. Namun bagi mereka,manusia-manusia hebat itu,berpisah dan meninggalkan kampung halaman adalah mengasikkan. Walau berat memang,meski pahit tentunya. Waktu bukanlah alasan walau terasa lama. Mereka,manusia-manusia hebat itu,yang selalu dinantikan,”Di purnama bulan apa kalian akan kembali?”. Mengapa mereka melawan arah rindu yang terkekang? Sungguh,mereka benar-benar manusia hebat. Mereka adalah para pengembara dari satu negeri menuju negeri selanjutnya. Tidak ada tujuan yang dicari kecuali ilmu agama,firman Allah dan sabda rasul Nya.Mereka adalah para pecinta ilmu yang sedang mengemban misi suci ,thalabul ilmi. Untuk apa? Sejarah telah diukir dan terlukis indah dengan kisah-kisah mengharu biru tentang mereka,para ulama’ panutan umat. Perjuangan berat dan pengorbanan yang sulit telah mereka lalui.Dan kita pun pasti bertanya-tanya,”Demi apa mereka lakukan itu semua?”
Pembaca,hafidzakallahu… Alangkah bahagianya seseorang yang selalu didoakan dengan kebaikan dan dimohonkan ampunan. Siapa yang tak ingin? Pernahkah terbayang jika yang mendoakan adalah makhluk sejagat? Yang ada di langit berlapis dan yang hidup di atas permukaan bumi,semuanya turut berdoa untuk kebaikan untuk Anda.
Bahkan semut-semut di sarangnya juga ikan-ikan di air tempat hidupnya tak ketinggalan untuk mendoakan kebaikan. Untuk siapa? Semua mendoakan kebaikan kepada hamba yang selalu mengajarkan ilmu dan kebaikan kepada masyarakatnya. Sungguh menyenangkan! Dan,hanya ada satu tangga untuk meraihnya yaitu thalabul ilmi. Maka,terjawablah sudah tanda tanya yang sempat lahir di atas tadi! Mereka,manusia-manusia hebat itu,rela melakukan perjalanan jauh berbulan bahkan bertahun dengan meninggalkan kampung halaman dan sanak kerabat, salah satu sebabnya adalah harapan yang selalu hadir di dalam hati dengan sabda Rasulullah, إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ “Sesungguhnya Allah,para malaikat Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia”[1] Subhanallah! Pembaca,baarakallahu fiik… Jangan heran dan jangan kaget! Allah Maha Mampu untuk menjadikan makhluknya dapat berbicara dan berdoa.Amatlah mudah bagi Allah untuk mengijinkan semut dan ikan turut mendoakan kebaikan untuk para pemilik ilmu agama. Allah berfirman dalam ayat Nya, تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَاْلأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّيُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِن لاَّتَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 17:44) Ibnu Katsir menjelaskan, “Tidak ada satu pun makhluk kecuali ia pasti bertasbih dengan memuji Allah. Namun,kalian tidak dapat mengerti tasbih mereka,wahai segenap manusia. Sebab,berbeda dengan bahasa kalian. Hal ini berlaku secara umum untuk hewan binatang,pohon tetumbuhan dan benda-benda mati. Pendapat ini adalah yang paling masyhur dibanding pendapat lain”[2] Pembaca,arsyadakallahu… Al Imam Al Bukhari meriwayatkan sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud,beliau berkata, “Dulu kami dapat mendengar tasbih dari makanan yang sedang disantap” Dalam sebuah riwayat,sahabat menceritakan bahwa Rasulullah pernah mengambil beberapa butir kerikil lalu meletakkannya di atas telapak tangan beliau,ternyata kerikil-kerikil tersebut bertasbih.Kemudian beliau meletakkan kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam. Lalu Rasulullah mengambil kerikil-kerikil tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan Abu Bakar,ternyata kerikil-kerikil itu bertasbih. Kemudian beliau meletakkan kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam. Lalu Rasulullah mengambil kerikil-kerikil tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan Umar,ternyata kerikil-kerikil itu bertasbih. Kemudian beliau meletakkan kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam. Lalu Rasulullah mengambil kerikil-kerikil tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan Utsman,ternyata kerikil-kerikil itu bertasbih.Kemudian beliau meletakkan kembali di atas tanah dan kerikil-kerikil itu pun diam.[3] Luar biasa,bukan? Pembaca,rahimakallahu… Thalabul ilmi akan membawa kita menuju sebuah dunia yang dipenuhi dan dihiasi oleh doa-doa seluruh makhluk sejagat raya. Dan Anda? Di manakah letak Anda dari peta kebaikan semacam ini? Duduk terdiam tanpa terbersit untuk menjadi seperti mereka,yang pandai dan mengerti tentang agama? Tidakkah Anda ingin berada di barisan shaf terdepan? Bersemangatlah,Saudaraku,untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam! Sebab untuk orang semacam Anda,semut dan ikan pun turut berdoa. Baarakallahu fiik [1] Hadits Abu Umamah Al Bahili riwayat Tirmidzi () di shahihkan oleh Al Albani. [2] Tafsir Ibnu Katsir [3] Dishahihkan oleh Al Albani dalam Dzilalul Jannah Sumber : http://www.salafy.or.id/siroh/semut-dan-ikan-pun-turut-berdoa/ ********************* Semoga bermanfaat. Amiin.

Jumat, 17 Agustus 2012

MENGATASI RASA RENDAH DIRI

Mengatasi Rasa Rendah Diri
Perasaan rendah diri bisa membunuh kita. Tentunya bukan dalam pengertian membunuh secara fisik, melainkan membunuh karakter pribadi. Membunuh motivasi Orang yang rendah diri cederung menarik diri dari lingkungan. Kalaupun berbaur dengan orang lain, dia memposisikan dirinya di pojok ruangan yang nyaris tidak kelihatan. Orang-orang rendah diri tidak berani untuk menunjukkan ‘siapa dirinya’ dan ‘apa yang bisa dilakukannya’ lebih baik dari orang lain. Bukankah ini seperti sebuah kematian? Ya, kematian nilai diri seseorang. Sifat rendah diri itu seperti keran air yang karatan. Dia sangat sulit untuk dibuka, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar. Ada begitu banyak persediaan air dalam bak penampungan diatas atap, tetapi tidak bisa keluar karena alirannya terhalang oleh keran yang tersumbat. Ada begitu banyak persediaan potensi diri yang kita miliki, namun terkunci oleh perasaan rendah diri yang menghambat. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar mengatasi rasa rendah diri, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini: 1. Menghargai diri sendiri. Penyebab utama perasaan rendah diri bukanlah cara orang lain memperlakukan kita, melainkan bagaimana cara kita memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Jika Anda sendiri menghargai diri sendiri dengan baik, orang lain tidak akan berhasil menjatuhkan mental Anda; sekalipun mereka berusaha untuk merendahkan Anda. Namun sebaik apapun orang lain memperlakukan Anda, jika Anda sendiri memandang rendah kepada diri sendiri maka Anda tetap akan menjadi pribadi yang rendah diri. Untuk bisa mengatasi rasa rendah diri kita harus mulai dengan cara menghargai diri sendiri dengan sepantasnya terlebih dahulu. 2. Mengambil kendali atas hidup Anda. Mari perhatikan lagi orang-orang disekitar kita. Ada orang-orang yang wajahnya tidak secantik atau setampan kita. Pendidikannya tidak setinggi kita. Penampilannya tidak sebonafid kita. Tetapi mereka begitu percaya diri. Mereka tidak menghiraukan cibiran orang lain. Mereka tidak memperdulikan pandangan yang meremehkan. Walhasil, mereka dapat berkarya semaksimal mungkin, lalu menghasilkan pencapaian yang tinggi. Apakah Anda bisa menemukan orang yang seperti itu? Mereka telah membuktikan bahwa kemudi hidup berada dalam kendalinya, bukan ditentukan oleh penilaian orang lain atas dirinya. Dengan mengambil kendali hidup, mereka berkonsentrasi kepada usaha-usahanya. Meski pada awalnya berat, namun di garis akhir mereka mendapatkan penghargaan yang tinggi. Bahkan dari orang-orang yang sebelumnya menyepelekan. 3. Mengimbangi kekurangan dengan kelebihan diri. Keliru jika kita mengira orang lain lebih beruntung dari diri kita. Faktanya, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Orang-orang yang rendah diri adalah mereka yang terkurung dalam zona kekurangan dirinya sambil membiarkan potensi dirinya tersia-siakan. Sebaliknya, orang-orang yang berhasil bukanlah mereka yang tidak memiliki kekurangan, melainkan yang senantiasa berfokus pada usaha untuk mengoptimalkan kelebihan yang dimilikinya. Mereka menyadari kekurangan dirinya, namun mengimbangi kekurangan itu dengan kelebihan dirinya. 4. Mengembangkan diri tiada henti. Diatas gunung ada gunung.
Bahkan sekalipun Anda seorang yang percaya diri, bisa jadi merasa rendah diri ketika berhadapan dengan orang lain yang tingkatannya lebih tinggi dari Anda. Seorang Manager mungkin merasa lebih superior dihadapan para staffnya. Namun, ketika berhadapan dengan para direktur? Gemetaran juga, bukan? Hal itu bisa diatasi dengan usaha mengembangkan diri secara terus menerus. Faktanya, orang lebih menghormati kemampuan seseorang daripada jabatan yang disandangnya. Meski jabatan Anda tinggi, jika kapasitas aktual Anda tidak sepadan; orang lain akan meremehkan Anda. Tetapi, sekalipun jabatan Anda biasa saja; jika Anda bisa menunjukkan kapasitas diri yang tinggi, orang tetap menghargai Anda. 5. Berkontribusi kepada orang lain.
Fakta menunjukkan jika siapapun sangat menyukai orang-orang yang memberi kontribusi. Ketika seseorang mampu berkontribusi, dia langsung dihormati tanpa ditanya; berapa banyak uang yang Anda miliki? Seseorang yang berkontribusi dimuliakan tanpa dipermasalahkan apakah hidungnya mancung atau pesek, apakah dia seorang pejabat atau rakyat. Jika hidup kita masih dirundung rasa rendah diri, itu mungkin karena kita belum berkontribusi. Berkontribusilah kepada orang lain, maka Anda akan dihormati. Kemudian dengan kehormatan yang Anda dapatkan itu, rasa rendah diri akan sirna dengan sendirinya. Setiap manusia sama kedudukannya. Yang membedakan adalah; apakah dia bisa memberi manfaat atau tidak. Guru kehidupan saya bahkan mengajarkan bahwa: ”sebaik-baik manusia adalah dia yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain.” Betapa bangganya kita ketika bisa memberi manfaat. Ini bukan tentang rasa bangga dihadapan sesama manusia, melainkan kebanggaan dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala *** Semoga bermanfaat. Amiin.

PENYESALAN GAK DATANG DI AWAL

Penyesalan Ga Dateng Di Awal
Impian.. Impian oh Impian.. Hmmm… Gue adalah seorang mahasiswi semester 5 di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Membahas tentang impian, menurut gue impian itu adalah suatu keinginan dalam diri yang memberikan motivasi kepada kita untuk mencapai keinginan tersebut. Keinginan tersebut dapat kita raih sesuai usaha yang kita lakukan guna merealisasikannya. Tapi.. Saat ini gue cuma bisa nyesel, nyesel senyesel-nyeselnya. Begini ceritanya… Waktu gue semester 1, gue getol banget yang namanya belajar. Nilai-nilai yang gue dapet pun min 7 dan semester itu pun gue lalui dengan baik. Bisa dibilang gue adalah seseorang yang cepat puas sama hasil yang udah didapet. Yang akhirnya semester 2 gue agak males belajar. “ah.. ngapain belajar, toh gue bisa kok.. materinya juga baru kaya gitu, gampanglah…” pikir gue waktu itu. Gue jadi kebanyakan maen daripada belajar dan sering bolos juga. Sampe ada masalah keluarga yang bikin gue kabur dari rumah dan berita kaburnya gue itupun sampe ke telinga dosen. Akibat dari perbuatan gue itu, gue dapet hukuman yang setimpal. Nilai gue ibarat terjun dari monas. Entah kenapa gue bisa kaya gitu, mungkin karena pergaulan sekitar gue. Tapi gue sadar, itu bukan alasan biar gue bisa bela diri sendiri. Bela diri karena kesalahan gue sendiri. Motivasi pun muncul karena gue ga mau masuk dilubang yang sama, tapi sampe semester 4 gue tetep ngalamin hal yang sama. Dan gue cuma ngalamin peningkatan 0,1 aja di setiap hasil akhir. Gue kesel sama diri gue sendiri, pas lagi konsul sama pembimbing akademik (pas SMA bisa sebutannya wali kelas). PA: “siapa yang IPK-nya 3,4??” Maha: “saya.. saya……” PA: “Cuma 2 orang aja? Oke kalo gtu, saya hanya mengingatkan bahwa yang memiliki IPK 3,4 akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes HTWG-Konstanz.” Gue: *Cuma bisa nunduk sambil nyesel…. “coba gue dulu ga maen-maen, fokus sama apa yang gue jalanin.. pasti gue juga bisa ikutan tes ke Jerman itu…** Semua Perlu Proses.....
Yang gue petik dari kejadian yang gue alamin, bahwa kita ga boleh cepet puas sama apa yang udah kita dapet. Kita harus terus berusaha buat hasil yang lebih baik lagi. Tetep belajar, berdoa, bersyukur, dan lakukan apa yang seharusnya kita lakukan!! Dan usaha yang gue lakuin saat ini adalah ningkatin produktivitas gue dan nyari-nyari beasiswa dari luar kampus. Dan juga gue mulai nulis biar waktu gue ga terbuang sia-sia. Itu semua buat nebus kesalahan gue watu itu dan juga buat gapai impian gue yang tertunda. Oke sobat… Saran dari gue, gapai impian lo selagi kesempatan itu ada di depan mata. Jangan sampe lo nyesel nantinya ^^ Semangat optimis and positif thinking. ^_^ Dari sebuah kisah seorang teman. semoga bermanfaat...

Jumat, 10 Agustus 2012

LAGI PUASA, HAUS BANGET.,..,!!!

Kesehatan: Haus Saat Puasa, Dehidrasi Tidak Ya? Lapar dan haus memang merupakan bagian tak terpisahkan dari berpuasa, terlebih pada musim panas alias kemarau. Menjelang tengah hari, kerongkongan biasanya sudah mulai ‘seret’ dan bibir pun terasa kering. Kantuk dan lemas juga mulai terasa intens. Hmm..apakah ini sekedar kehausan biasa, ataukah sudah termasuk dehidrasi?
Apa sich yang dimaksud DEHIDRASI? Pengertian Dehidrasi. Dehidrasi merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan cairan yang signifikan, dan pada beberapa kondisi, kekurangan elektrolit. Dehidrasi terjadi ketika jumlah cairan yang diasup lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh. Dehidrasi dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan tubuh yang meningkat, kurangnya asupan cairan, maupun kombinasi keduanya. Selain itu, pada dasarnya tubuh manusia mengalami kehilangan cairan terus-menerus, baik melalui tinja, urin, dan melalui kulit (keringat) serta paru-paru- yang disebut dengan insensible water loss (IWL). IWL ini sendiri bisa mencapai 650-850 mL/ hari, pada dewasa dengan berat tubuh 70 kg. Perlu diingat bahwa anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi karena komposisi air dalam tubuhnya lebih besar dibanding orang dewasa, sehingga kehilangan air akan berdampak signifikan. Dehidrasi dan Konsentrasi. Dehidrasi dapat dikategorikan menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Dehidrasi ringan ditandai oleh timbulnya rasa haus, selaput lendir tubuh seperti mulut bagian dalam yang sedikit mengering, dan volume urin yang sedikit berkurang. Dehidrasi sedang dicirikan diantaranya oleh mukosa mulut yang kering, volume urin sangat berkurang bahkan tidak ada, kelemahan yang berat, dan denyut jantung menjadi lebih cepat (lebih dari 100 kali menit pada dewasa). Adapun dehidrasi berat dapat diketahui dari gejala dehidrasi sedang yang menetap disertai denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, nafas cepat, dan tanda-tanda renjatan (shock). Hilangnya atau sulitnya berkonsentrasi, kepala pusing, dan emosi mudah tersulut tanpa adanya sebab yang jelas, juga merupakan tanda awal tubuh kekurangan cairan. Pada kondisi tidak berpuasa, maka gejala ini merupakan ‘sinyal’ bahwa tubuh memerlukan tambahan cairan segera, dan lebih baik cairan tersebut berupa air bening tanpa tambahan apapun. Apakah Puasa Berpeluang Menyebabkan Dehidrasi? Kurangnya cairan tubuh saat berpuasa memang terjadi, sehingga gejala dehidrasi ringan akan timbul. Namun jika tubuh memang tidak dipaksakan berada dalam kondisi berat, maka dehidrasi lebih lanjut sangat jarang terjadi. Beberapa kondisi yang dapat mempercepat hilangnya air dari dalam tubuh antara lain: - Berjemur di bawah terik matahari, terlebih tanpa pelindung. - Pekerja berat seperti pemecah batu, tukang bangunan, kuli barang, yang pekerjaannya dilakukan terus menerus tanpa henti sejak pagi hingga petang. - Berolahraga berat, meskipun di dalam ruangan. - Berkendara terus menerus. Diantara cara menyiasati agar terhindar dari dehidrasi saat puasa adalah: - Sahur di akhir, dan berbuka di awal waktu. Sunah yang mulia ini sangat membantu tubuh untuk terhindar dari kelemahan dan kehausan berlebih saat berpuasa. - Konsumsi air putih yang cukup selama waktu berbuka puasa dan sahur, minimal 8 gelas per harinya (2 L). - Konsumsi buah kaya kandungan air saat berbuka atau sahur, seperti jeruk, semangka, dan pir. - Menghindari terik matahari atau terlampau banyak aktivitas di luar ruangan. Jika harus beraktivitas di terik matahari, carilah jeda untuk berteduh dan mendinginkan tubuh beberapa kali sepanjang hari. - Menghindari olahraga berat saat berpuasa. Olahraga ringan semisal jalan kaki atau jogging singkat tidaklah mengapa, justru dapat membantu melancarkan peredaran darah tubuh khususnya di pagi hari, sehingga tidak mudah mengantuk. - Menghindari atau mengurangi beban kerja saat puasa, yakni bagi mereka yang berprofesi sebagai tenaga kerja berat. - haus atau kepanasan yang sangat melanda, maka dapat dikurangi dengan menyiramkan air ke kepala dan tubuh, atau membasahi kain untuk digunakan di tubuh, Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits berikut ini, dari sebagian sahabat beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam: لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعَرْجِ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ وَهُوَ صَائِمٌ مِنْ الْعَطَشِ أَوْ مِنْ الْحَرِّ “Sungguh aku melihat Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada siang hari menuangkan air ke atas kepala beliau dalam keadaan berpuasa karena kehausan atau kepanasan.” (HR. Abu Dawud no.2365, dan Ahmad (5/376, 380, 408, 430), sanadnya shohih) Semoga kita menjadi semakin bersemangat dalam menjalani sisa puasa Ramadhan ini dan meraih janji pahala yang berlimpah dari Allah Ta’ala. Referensi: The Merck Manual Professional Edition 2012. www.webmd.com Shifatu Shaumi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam fii Ramadhan.” Salim bin Ied Al Hilaly dan ‘Ali Hasan ‘Ali Abdil Hamid. cetakan ke 6. Daar Ibn Hazm: 1417 H Ditulis oleh dr. Hafidz N (Pengasuh Rubrik Kesehatan KonsultasiSyariah.com) Semoga bermanfaat. Amiin
 

Sample text