KEBANGKITAN DAN DAKWAH
Kebangkitan dan dakwah adalah sesuatu yang sangat penting dalam
islam bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dengan
dua hal tersebut ummat ini akan menuju perubahan yang lebih baik jika benar-benar
bisa bangkit dan mendakwahkan ajarannya kepada seluru alam, sehingga hukum yang
telah ditetapkan oleh Rabbil’izzati bisa diaplikasikan dalam kehidupan seluruh
ummat manusia. Dengan begitu diharapkan bagi ummat ini untuk menuju derajat
yang lebih tinggi dalam stratata kehidupan manusia baik di dunia maupun di
akhirat, dalam hal ini kita akan membahas dulu tentang pengertian kebangkitan
dan dakwah.
Pengertian kebangkitan (ash-shahwah) yang langsung terlintas di dalam benak
kita adalah kata: shaha-yashhu; artinya bangun(Sadar tidak tidur)[1]. Melihat
realita saat ini, keadaan umat adalah bagaikan orang yang sedang tidur, yang
terlena dari kesadarannya(sebagaimana yang disebutkan syaikh ‘Utsamin dalam
kitabnya”Ash Shahwah Al Islamiyah”).
Ash-shaha, artinya lenyap mabuknya. Orang Arab membandingkan mabuk dengan
as-Shahwah, yakni antara berakal dan tidak berakal.[2]
Di antara contohnya: dia ingin mengambilnya antara as-sukrah dan as-shahwah.
Ini misalnya seorang pelajar yang merasa bodoh, sementara ia mengetahui.
Shaha dalam bahasa Arab – jika untuk menyifati manusia – juga diartikan
dengan kesadaran, kesembuhan dan kebangunan. Hal itu diketahui dari lawan
katanya, yaitu tidur atau mabuk. Dikatakan: Shaha min nawmih aw min sukrih (Dia
bangkit dari tidurnya atau sadar dari mabuknya). Maknanya: bangkit/sadar.[3]
Dengan kata lain, kesadarannya telah kembali yang sebelumnya lenyap dari
dirinya sebagai akibat dari sesuatu yang alami, yaitu tidur, atau suatu
rekayasa, yaitu mabuk.
Ash-Shahwah (kebangkitan) pada asalnya untuk menyatakan kekuatan kesadaran
pada diri manusia yang diungkapkan dengan hati atau kesadaran atau akal[4], Sesuatu
yang membuat limbung umat adalah sama dengan apa yang membuat limbung individu,
yaitu hilangnya kesadaran baik jangka panjang maupun pendek akibat tidur dan
terlenanya umat dari dalam diri umat sendiri atau dari luar akibat tidur yang
dipaksakan kepadanya oleh pihak lain. Jadi ash-shahwah (kebangkitan) artinya
adalah kembalinya kesadaran dan kembalinya kewaspadaan umat yang sebelumnya
telah hilang.
Inilah pengertian etimologis dari kata bangkit dan kebangkitan. Adapun
makna istilah kata kebangkitan (ash-shahwah) sebagaimana diketahui adalah
kebangkitan dari keterpurukan dan keterlenaan serta dari ketiadaan pemahaman
terhadap realita hakiki yang menjadi realita hidup umat. Hal itu akibat dari
banyak faktor yang menutupi umat dari kebenaran; memalingkan umat dari memahami
realita; dan kewaspadaan umat terhadap realita ini serta upaya umat untuk
mengubah dan membebaskan diri darinya menuju realita yang lebih mulia.
Sedangkan makna dakwah adalah Secara
bahasa perkataan da’wah berasal dari kata kerja دعا يدعو دعوة (da’â
– yad’û, da’watan), yang berarti mengajak, menyeru, memanggil.[5]
Disebutkan juga dalam kamus al munjid dengan arti yang serupa yaitu دعا يدعو دعوة artinya memanggil/mengajak
atau panggilan/ajakan.[6] Syaikh Abdurrahman ibnu Nashir As Sa’di menyebutkan dalam tafsirnya
pada penafsiran dari surat Al Baqarah ayat 186, bahwa; Panggilan itu dibagi
menjadi dua(2):
a.
Panggilan
kepada ibadah
Dari dua pengertian dakwah yang disampikan oleh Syaikh Abdurrahman
ibnu Nashir As Sa’di, tentu saja dakwah yang kita dimaksudkan adalah dakwah
kepada ibadah. Yaitu mengajak manusia kepada ibadah kepada Allah Ta’ala saja.
Dan dengan dakwah ini pula diharapkan bisa membangkitkan ummat yang sedang
terpuruk dari berbagai segi kehidupannya, dari segi agama ummat ini sangat
kurang dan dari segi harta juga masih banyak yang berada pada garis kemiskinan.
Dan cara untuk membangkitkan mereka adalah dengan mendakwahkan ajaran agama ini
sehingga ummat faham betul hakikat hidup dan mereka diciptakan oleh Allah
Ta’ala, dengan kefahaman yang mereka miliki diharapkan menimbulkan kesadaran
untuk bangkit dan turut andil dalam perjuangan dan dakwah ini.